Jurnalisme Publik Forum Pembentuk Masyarakat Cerdas

Ixora Tri Devi
210110080284

Beberapa waktu yang lalu, dalam rangkaian Ospek Jurnalistik Fikom Unpad 2009, panitia memberikan tugas untuk mengapresiasi buku Sembilan Elemen Jurnalisme yang ditulis oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, dari penelesuran, ternyata sekarang sudah ada elemen kesepuluh dalam jurnalisme, yakni Warga Punya Hak dan Kewajiban terhadap Berita. Elemen ini sangat nampak implementasinya saat ini, ketika internet sudah masuk dalam aspek kehidupan masyarakat urban. Internet sudah menjadi kebutuhan yang nyaris primer. Banyak orang yang memiliki gadget untuk selalu mengakses internet, ini adalah pertanda betapa masyarakat addict terhadap internet. Dengan internet, masyarakat bagaikan memiliki medianya sendiri, tempat mereka dapat bertukar informasi, dan tidak melulu berharap akan menerima informasi dari media massa.
Adanya media-media rakyat ini diilhami oleh kekecewaan publik terhadap media mainstream yang ada sekarang. Tingkat kepercayaan publik terhadap media terus merosot, media mainstream dianggap sudah lemah dalam melakukan fungsi-fungsi sesungguhnya. Oleh karena itulah, publik membuat media mereka sendiri, sehingga terbentuk Jurnalisme Publik, atau Citizen Jurnalism. Adanya Jurnalisme Publik ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat untuk menjalankan fungsi-fungsi jurnalistik, yakni to inform, to educte, dan to entertaint.
Sama halnya dengan perangkat lunak, ada yang merupakan perusahaan komersil, dan ada yang merupakan perusahaan open source. Jurnalisme Publik ini memiliki fungsi dan tujuan yang sama dengan perusahaan perangkat lunak open source, dapat digunakan oleh siapa saja, free of charge, dapat disebarluaskan seluas-luasnya, dapat dikutip, dan dapat diperbarui.
Blog adalah salah satu bentuk dari Jurnalisme Publik, walaupun tentu saja masih lebih banyak blog yang berisikan curahan hati empunya, daripada menuliskan hal-hal yang bermanfaat dan dapat berguna bagi para pembacanya. Lucunya, blog seperti ini justru lebih disenangi, tidak sedikit buku yang diterbitkan berdasarkan tulisan-tulisan pengarang dalam blognya, bahkan film yang berjudul Kambing Jantan dirilis setelah blog tersebut dijadikan buku yang ternyata mencatat best seller.
Jurnalisme Publik juga adalah wujud implementasi dari Demokorasi : dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Tidak mengherankan bila Jurnalisme Publik di Indonesia lebih bergaung setelah tirani 32 tahun runtuh. Karena dimiliki sepenuhnya oleh rakyat, rakyat memiliki hak yang seluas-luasnya untuk menilai sebuah karya jurnalisme, mereka dapat setuju dan dapat tidak setuju. Jurnalisme Publik terbuka terhadap setiap pendapat dan pandangan, tentu saja kritik yang membangun akan sangat membantu.
Terakhir, masyarakat yang dikatakan siap untuk Jurnalisme Publik adalah masyarakat yang pintar, yang dapat menilai dengan bijaksana, apabila Indonesia sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat yang pintar, maka Jurnalisme Publik akan lebih efektif, dan tidak akan menimbulkan keresahan. Seperti kita ketahui, saat ini sangat banyak beredar informasi di internet. Terhadap media publik tersebut, kembali publik adalah subjek yang harus menilai.

No comments:

Post a Comment